Skip to main content

3 Kriteria Orang yang Membawa Kamera DSLR


Kini fotografi makin menjadi tren. Siapapun orangnya. Tua maupun muda. Tak ada batas umur mereka semua mencoba membuat hasil yang mengagumkan dari setiap jepretan kamera yang mereka ambil. Dengan antusias, masing-masing berlomba untuk menunjukan hasil yang luar biasa. Untuk sekedar di puji atau mungkin hanya sekedar ikut-ikutan tren yang sedang berjalan.
Kamera dslr pun menjadi sasaran mereka untuk memasuki dunia ini. Berbagai usaha di tempuh. Salah satunya dengan menyisihkan uang jajan. Ada juga yang minta atau beli sendiri karena sudah berpenghasilan. Bagi mereka yang punya uang pas-pasan memilih untuk membeli kamera kisaran 5 juta kebawah. Baik second maupun baru. Untuk yang ber-uang mereka memilih memakai berbagai jenis kamera yang semi professional. Harganya ? mendekati belasan atau mungkin belasan juta.
Semakin berjamur, berseliwernya orang membawa kamera menjadi hal lumrah. Kamera digital mulai ditinggalkan. Kepuasan dengan hasil dari kamera DSLR membuat hal ini terjadi. Dari sini juga, orang-orang yang membawa kamera dslr terbagi menjadi beberapa macam jenisnya. Dan ini dia yang akan saya bahas kini.. 3 Kriteria Orang yang Membawa Kamera DSLR
1.      Hoby
Untuk jenis pertama adalah fotografer yang bertujuan untuk memuaskan hasratnya. Melakukannya karena senang dan terkadang menjurus pada pendalaman ilmu pengambilan gambar. Dan terkadang ciri orang seperti ini bisa berubah menjadi professional yang menjalankan pekerjaannya dengan bahagia. Karena berawal dari hobil.
2.      Kerja
Nah untuk yang ini. Bisa jadi dia membawa kamera karena tuntutan pekerjaan. Seperti contoh redaksi media, atau mungkin freelanc yang bekerja sesuai dengan pesanan. Mereka bias dikatakan professional karena mereka mengambil keuntungan atau menggantungkan hidupnya dengan seni melalui cahaya (Photografy).
3.      Ikut-ikutan
Berbeda dengan dua di atas. Orang seperti ini kadang hanya mengikuti tren, dengan percaya diri tanpa mengetahui ilmunya dan terkadang nggak mau serius. Sehingga sering kali hampir merusak eksetika dari photografi itu sendiri. Hanya ingin ngetren kadang mereka sampai melakukan tindakan yang tidak baik. Entah itu kepada keluarganya atau bahkan orang lain. Karena mereka mengutamakan gaya hidup dari pada kebutuhan hidup.

Mungkin itu aja yang mungkin bisa mimin sampaikan. Yang mana kah kalian diantara 3 Kriteria Orang yang Membawa Kamera DSLR di atas.? Komen dibawah kalau kalian salah satu dari tiga ciri orang diatas. Dan komen juga kalau kalian tidak termasuk didalamnya. See you

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Profil Pesantren Nurul Furqon (Pesantren Tilawah Pertama Di Bogor)

Suasana Mengaji Pondok Pesantren Nurul Furqon. PONDOK Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional tertua di Indonesia. Pengajaran di pesantren menggunakan sistem sorogan dan bandungan yang sudah berjalan berpuluh-puluh tahun lamanya. Dalam perkembangan selanjutnya, selaras dengan kemajuan zaman, metode dan sistem pengajaran di pesantren diperkaya dengan sistem kelas dengan tidak meninggalkan inti pengajaran pesantren. Dengan sistem ini, yang memberikan pengajaran tidak lagi harus seorang kiai, juga ada guru/ustadz/ustadzah sesuai dengan materi pelajaran. Pembelajaran bersifat massal, menggunakan kurikulum yang jelas, lama belajar ditentukan sesuai dengan jenjang-jenjang pendidikan dan kelasnya. Mata pelajaran bukan cuma bidang-bidang ilmu agama, tapi juga ilmu umum. Sekalipun demikian, sistem sorogan dan bandungan serta figur seorang kiai/ustadz yang menjadi panutan dan kharismatik, tak bisa dipisahkan dari ciri khas pesantren sebagai lembaga transformasi nila...

Spesifikasi ASUS ZenBook UX410UQ (Give Away)

Langitan di Pagi Hari Saya M. Zahid Farhan seorang santri di salah satu pesantren di Tuban Jawatimur. Lebih tepatnya Pondok Pesantren langitan. Saya adalah salah satu dari sekian ribu santri yang sampai sekarang masih aktif belajar di Langitan. Dan juga salah satu santri yang memasuki dunia film maker, menulis, designer dan fotografer. Yang intinya saya berkutat dalam dunia multi media. Lebih jelasnya dalam segi film maker saya fokus di dua tempat, yakni Langitan TV dan LangitanDokumentasi . Sedangkan menulis berfokus di majalah serta blog pribadi. Dan yang terakhir fotografer focus pada pendokumentasian setiap acara di pondok pesantren. Langitan TV Sebagai santri multi media, saya di tuntut oleh jam “kerja” yang lumayan tinggi. Tuntutan deadline sana sini dan lain sebagainya. Dikarenkan banyaknya organisasi yang di ikuti. Perlu di garis bawahi, karena saya notabenenya masih santri, mau tidak mau saya harus mengerjakan ini dengan penuh keihlasan. Program kerja yang ba...

Timur Tengah Baru Milik Sekutu

Trump dengan Topeng Trump Dalam pidatonya di Gedung Putih, Rabu (06/12), Presiden Trump mengatakan “sudah saatnya untuk mengakui secara resmi Yerusalem sebagai ibu kota Israel”. Hal ini secara  instan membuat seluruh dunia riuh. Pemberitaan dengan cepat menyebar. Bentuk protes terhadap keputusan trump mencuat. Penolakan serta sikap menyayangkan atas keputusan tersebut di layangkan oleh berbagai kalangan dinegara yang mayoritas islam maupun tidak. Reaksi keras pun bermunculan. Pembakaran bendera, demo, serta petisi menolak keputusan trump ramai. Tak terkecuali Indonesia. Melalui perbincangan dengan banyak orang di Ramallah, BBC News memperoleh tanggapan bahwa keputusan Washington telah merusak peluang Palestina meraih kemerdekaan sebagai negara dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota. "Kami mengecam keputusan Amerika yang mengakhiri mimpi kami, warga Palestina. Keputusan itu menyudahi solusi dua negara," ujar Abed Jayussi, warga Ramallah lainnya.Israel telah ...