Al- kisah
menceritakan bahwa pada zaman dahulu ada seorang laki-laki yang biasa berburu
ke hutan yaitu bernama Ibrahim Bin Adham. Pada pagi hari berangkatlah beliau
untuk berburu kehutan dengan menaiki kudanya sambil membawa bekal makanan nasi seadanya.
Setelah
menempuh perjalanan yang jauh beliau merasa lelah dan lapar lalu beristirahat
di suatu gubuk yang ada di pinggir jalan dimana orang-orang yang kepayahan di
perjalan juga bisa beristirahat di gubuk tersebut. Dan di gubuk itulah Ibrahim
bin adham membuka bekalnya yang berupa bungkusan nasi guna menikmati makan
siangnya. Disaat beliau sedang asik menikmati makanan dan rotinya, tiba-tiba
datanglah seekor gagak yang besar turun dari atas pohon lalu hinggap di dekat
Ibrahim Bin Adham, tanpa diduga sebelumnya, burung itu kemudian mengambil
sepotong roti dengan paruhnya dan langsung terbang sambil membawa porongan
rooti tersebut menuju tempat yang jauh. Melihat kenyataan yang aneh seperti
itu, Ibrahim Bin Adham menjadi heran dan terharu. Di dalam fikirannya timbul
rasa penasaran dan tanda tanya besar. “Kok aneh sekali! untuk apa ya burung
itu membawa roti tersebut? Dan kemanakah ia pergi?”.
Lalu Ibrahim
Bin Adham menaiki kudanya dengan kencang, secepatnya ia mengejar burung itu.
Ternyata, dari pandangan yang jauh burung itu keliatan berhenti di lereng
gunung. Dan yang lebih mengherankan lagi, disitu ada seorang laki-laki yang
tergeletak, yang mana tangan dan kaki orang itu diikat dengan tali yang kuat
hingga tidak dapat bergerak. Kemudian, burung tersebut meletakkan sepotong roti
yang ia bawa di mulut orang tersebut. Dan kemudian burung gagak tersebut pun
terbang lagi.
Alangkah
semakin herannya Ibrahim Bin Adham melihat kenyataan seperti itu. Lalu , iapun
turun dari kudanya dan mendekati orang tersebut. Melihat Ibrahim turun dari
kudanya, orang itupun merengek-rengek kepada Ibrahim, meminta totolng supaya
melepaskan ikatan tali yang ada di tangan dan kakinya. Dan Ibrahim pun
secepatnya menolong dan bertanya tentang apa yang membuat orang itu teraniaya
seperti itu.
Dengan
mengucapkan syukur dan berterimakasih kepada Ibrahim Bin Adham, laki-laki
itupun menceritakan semua yang terjadi kepadanya sebelum diikat atas nasibnya
itu. “Pada asal mulanya aku ini adalah seorang pedagang yang setiap hari
berangkat pagi-pagi ke pasar dengan membawa beberapa barang dagangan. Namun,
ditengah-tengah perjalanan aku bertemu dengan sekelompok perompak. Kemudian
mereka merampas semua daganganku, dan mengikat kaki dan tanganku dengan tali
lalu membuangku ditempat seperti ini. Selama tujuh hari aku hanya berbaring dan
hanya berdoa kepada Allah agar tetap memberiku rizki, kemudian dengan sifat
rahmannya Allah, tiba-tiba ada burung aggak yang datang menghampiriku
membawakan makanan dan diletakkan diatas mulutku dengan paruhnya yang kuat
selama tujuh hari. Burung itu berbuat baik kepadaku, akhirnya aku yakin, dalam
keadaan yang bagaimanapun berkah dan rahmat allah akan selalu diberikan kepada
hambanya dan tidak ada satu makhlukpun yang tidak diberi rizqi oleh Allah.
Ibrahim bin
adham lalu kembali menaiki kudanya dengan membonceng lelaki itu dibelakangnya.
Lalu diantarkannya ia hingga sampai ke rumah. Akhirnya karena kejadian tersebut
Ibrahim Bin Adham pun bertaubat kepada Allah. dan ia tidak akan merasa susah
hanya soal rizqi.
Comments
Post a Comment