Skip to main content

Buku Sakti Perubah Impian




“Begitulah intinya dalam hidup ini jadilah orang yang bermanfaat untuk orang lain. Cukup sampai disini. Semoga bermanfaat. Assalamualaikum warah matullahi wabarakatuh” tutupku dalam sebuah seminar hari ini.motifator kata yang cocok untukku. Dengan pakaian yang bisa di bilang  seperti pejabat-pejabat di DPR.Setelan Kemeja putih polos yang dibalut dengan Jas dan Celana Crocodil hitam beserta Sepatu hitam yang super mengkilap. Tak lupa, kaki kanan palsuku yang selalu setia mendampingi keman pun aku pergi. Hmm janga kaget  tentang kaki kanan ku. Karena dulu aku pun sama seperti kalian , sempurna. Mempunyai kedua kaki. Namun kesempurnaan itu menghilang dengan cepat karena...
@@@
“Rizki..” teriak seorang laki-laki kepada ku dari seberang jalan. Namun aku tidak bergeming. Diriku terlanjur panik karena kaget melihat sebuah truk besar berjarak hanya beberapa inci dari tubuhku. Kucoba memberontak pada tubuh ku agar bisa bergerak menghindar. Perlahan tapi pasti. Setelah merasa mulai menguasai keadaan tubuh ini, kuhempaskan tubuh ku ke samping. “Berhasil” kataku dalam hati. Namun...” krek....krekk...” terdengar jelas di telingaku dan terlihat jelas pula ketika kaki kanan ku tak terselamatkan, terlindas oleh dua ban besar  secara bergantian. Rasa sakit begitu menusuk. Melihat keadaan kakiku membuat tubuh ku terasa linu. Mataku berkedip-kedip menahan sakit. Tak kuasa menguasai keadaan kesadaranku pun hilang
@@@
Kesadaran ku kembali ketika tubuhku berada diatas sebuah ranjang rumah yang tak pernah sembuh. Ya , rumah sakit. Tubuh ku kini tak berbalut seragam sekolah lagi. Tetapi, sudah berganti menjadi baju yang di kenakan pasien rumah sakit pada umumnya. Ku lihat sekeliling ruangan tempat ku ber istirahat sementara,Mungkin. Keadaannya bersih tapi sangat sepi dan sunyi . Kulihat Hanya ada seorang wanita yang tertidur dengan posisi duduk dan menaruh kepalanya di ranjang ku. Ibu. Kulihat juga tubuh ku ada beberapa bekas lecet di pergelangan tangan “hmm. Parah juga ya” mungkin karan kemarin aku melompat ke sisi jalan. Ku coba gerak-gerakan beberapa anggota tubuh. Ah,normal-normal saja. Namun, ketika aku menggerakan kaki sebelah kanan... ada rasa yang begitu aneh dan menggangu pikiran ku. Aku tak dapat merasakan kaki itu. Seketika itu aku panik dan bertanya pada diriku sendiri kenapa ini. ? apa jangan-jangan.?. Beberapa perasangka begitu menumpuk dalam pikiran ku. Ku coba angkat selimut yang menutupi separuh tubuhkuPerlahan. Ketika ku lihat benarlah apa yang kubayangkan benar-benar terjadi.. “tidak.... kemana kaki kanan ku” teriak ku sepontan dan seketika itu membangunkan ibu yang tidur di sisi ranjang. Dan mengundang keluargaku yang menunggu di luar.
“Ibu kenapa begini.... kenapa .....?” tanya ku kapada ibu dengan tangis yang tak terasa mengalir begitu saja.“Nak sabarnya.. “ rayu ibuku.
“Rizki tidak ada pilihan lagi...
“Tapi kenapa harus amputasi” tanyaku lagi tak bisa menerima.
“syaraf-syaraf  di betis kaki kanan mu sudah terputus. Tulang mu pun remuk. Pembuluh darah mu pun banyak yang pecah sulit untuk di sambungkan lagi.....” jawab ibu lembut
“Sulit  bukan berarti tidak bisa ibu...”. bantah ku lagi
“Tapi presentase keberhasilannya kecil rizki.” Bebagai alasan ibu lontarakan dan di bantu pula oeh keluargaku yang lainnya. Yang datang karena mendengar teriakanan ku dari dalam. Perkataan mereka tak ada satu pun yang ku dengarkan. Karna  aku sudah terlanjur terjerembab dalam lubang penyesalan yang tidak dapat menerima kenyataan yang sebenarnya. Kakiku hanya 1. Hari- hariku  berubah . tidak lagi keceriaan yang mewarnainya akan  tetapi tangis dan ratap lah yang terus- menerus mengisi hari- hari ku. Namun semua itu hilang seketika dan merubah segalanya. Ketika ia datang....
@@@
“Krek...” terdengar jelas oleh telingaku suara pintu dari ujung ruangan ini yang memecah lamunan kosong ku seketika itu juga. Perlahan sosok di balik pintu itu terlihat. Orang yang sangat ku kenal. “Paman” teriakku sepontan karena girang walau akhirnya rasa itu langsung hilang karena mengingat keadaan ku yang begini. Melihat gelagatku dia pun mendekat sambil  melempar senyum. Lalu duduk di samping ranjang dan menaruh sebuah buku di atas tubuhku. Ku angkat buku itu dan  ku baca judulnya. “Semangat Bangkit Para Penyandang Cacat” aku pun tersenyum sebentar lalu menolehkan wajah ku ke hadapan paman.
“Udah cept baca cocok untuk kamu” katanya cepat ketika melihat aku menoleh kepadanya.
Tanpa kembali menoleh atau pun bertanya. langsung ku baca buku itu dengan semagat kuhayati dan ku banding-bandingkan dengan nasibku kini. Membaca buku itu bagaikan membaca kisah ku sendiri. namun, ada satu perbedaan yang sangat jelas yaitu aku belulm memulai tuk bangkit. Dalam hatiku ada rasa menyesal yang sangat, mengapa aku terlalu bodoh dalam menghadapi cobaan yang kecil ini. Kenapa aku tidak bisa menerima keyataan, yang tidak akan berubah oleh tangis penyesalan. Tiba- tiba tangis ku berubah menjadi senyuman, penyesalan berubah menjadi semangat, memenuhi tubuh dan terasa terbakar membara, membakar segala ke pesimisan hidup yang tak ada gunanya, berganti dengan ke optimisan yang mulai tumbuh dan menjadi pohon kepastian diri yang selalu berfikir positif menatap masa depan yang tidak di keketahui bagaimana.
“paman aku inigin berubah, aku mau jadi rizki yang dulu”.pintaku ke paman tiba-tiba memang. Tapi,  kata-kata itu cukup membuat paman ku senang dan bukan hanya ia saja yang senang tapi seluruh keluarga serta teman-teman ku pun ikut gembira mendengar kabar tersebut.
Setelah itu aku merasa bagaikan baru dilahirkan kembali. Apalagi dengan tambahan kaki palsu  hadiah ulang tahun dari Dokter Aryo yang begitu sabar memotivasi dan merawatku selama di rumah sakit. Dan stelah kesembuhan ku dari gangguan psikis yang berat aku siap menghadapi masa depan yang pasti terjalnya. Hingga akhirnya ya, seperti yang sekarang ini menjadi motivator ulung dan penulis buku-buku best seller berkaki satu.


Comments

Popular posts from this blog

Profil Pesantren Nurul Furqon (Pesantren Tilawah Pertama Di Bogor)

Suasana Mengaji Pondok Pesantren Nurul Furqon. PONDOK Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional tertua di Indonesia. Pengajaran di pesantren menggunakan sistem sorogan dan bandungan yang sudah berjalan berpuluh-puluh tahun lamanya. Dalam perkembangan selanjutnya, selaras dengan kemajuan zaman, metode dan sistem pengajaran di pesantren diperkaya dengan sistem kelas dengan tidak meninggalkan inti pengajaran pesantren. Dengan sistem ini, yang memberikan pengajaran tidak lagi harus seorang kiai, juga ada guru/ustadz/ustadzah sesuai dengan materi pelajaran. Pembelajaran bersifat massal, menggunakan kurikulum yang jelas, lama belajar ditentukan sesuai dengan jenjang-jenjang pendidikan dan kelasnya. Mata pelajaran bukan cuma bidang-bidang ilmu agama, tapi juga ilmu umum. Sekalipun demikian, sistem sorogan dan bandungan serta figur seorang kiai/ustadz yang menjadi panutan dan kharismatik, tak bisa dipisahkan dari ciri khas pesantren sebagai lembaga transformasi nila...

Spesifikasi ASUS ZenBook UX410UQ (Give Away)

Langitan di Pagi Hari Saya M. Zahid Farhan seorang santri di salah satu pesantren di Tuban Jawatimur. Lebih tepatnya Pondok Pesantren langitan. Saya adalah salah satu dari sekian ribu santri yang sampai sekarang masih aktif belajar di Langitan. Dan juga salah satu santri yang memasuki dunia film maker, menulis, designer dan fotografer. Yang intinya saya berkutat dalam dunia multi media. Lebih jelasnya dalam segi film maker saya fokus di dua tempat, yakni Langitan TV dan LangitanDokumentasi . Sedangkan menulis berfokus di majalah serta blog pribadi. Dan yang terakhir fotografer focus pada pendokumentasian setiap acara di pondok pesantren. Langitan TV Sebagai santri multi media, saya di tuntut oleh jam “kerja” yang lumayan tinggi. Tuntutan deadline sana sini dan lain sebagainya. Dikarenkan banyaknya organisasi yang di ikuti. Perlu di garis bawahi, karena saya notabenenya masih santri, mau tidak mau saya harus mengerjakan ini dengan penuh keihlasan. Program kerja yang ba...

Timur Tengah Baru Milik Sekutu

Trump dengan Topeng Trump Dalam pidatonya di Gedung Putih, Rabu (06/12), Presiden Trump mengatakan “sudah saatnya untuk mengakui secara resmi Yerusalem sebagai ibu kota Israel”. Hal ini secara  instan membuat seluruh dunia riuh. Pemberitaan dengan cepat menyebar. Bentuk protes terhadap keputusan trump mencuat. Penolakan serta sikap menyayangkan atas keputusan tersebut di layangkan oleh berbagai kalangan dinegara yang mayoritas islam maupun tidak. Reaksi keras pun bermunculan. Pembakaran bendera, demo, serta petisi menolak keputusan trump ramai. Tak terkecuali Indonesia. Melalui perbincangan dengan banyak orang di Ramallah, BBC News memperoleh tanggapan bahwa keputusan Washington telah merusak peluang Palestina meraih kemerdekaan sebagai negara dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota. "Kami mengecam keputusan Amerika yang mengakhiri mimpi kami, warga Palestina. Keputusan itu menyudahi solusi dua negara," ujar Abed Jayussi, warga Ramallah lainnya.Israel telah ...