Skip to main content

Antara Persija, Jokowi dan Anies. Beberapa langkah Menuju Pilpres.




Akhir-akhir ini diributkan sebuah video berdurasi beberapa detik yang memperlihatkan ditahannya gubenur Jakarta anise baswedan ketika ingin ikut  memberikan piala kepada persija di perhelatan piala presiden. Beritanya menjadi viral setelah tersebar dimedia social
Hanya selisih satu hari dari terjadinya hal t ersebut. Berita ini langsung menembus tranding-trending youtube. Hanya bermodal gambar yang di lide show. Atau mungkin cuplikan berita yang di re-upload. Para pencari keuntungan mendapatkan view dan share lebih dari media social
Tak hanya itu. Pengamat politik, anggota DPR dan pejabat tinggi Negara masing-masing berkoar. Menyampaikan pendapat . ada yang menghukumi, ada yang mengambil jalan tengah, da nada yang mencoba tuk membela. Semuanya berebutan untuk ikut viral dan di kutip ucapannya.
Karena berita ini, semua berita yang sebelumnya viral tertutupi. Kasus-kasus yang besar tenggelam. Tak terdeteksi lagi. Mata telinga dan suara masyarakat tertuju pada satu berita yang menimbulkan banyak spekulasi. Kartu kuning, tanjakan emen, penganiyayaan ustad oleh orang gila pun akhirnya terlindas. Pengalihan perhatian kah ? atau hanya sekadar adu domba antar pemimpin.

Grafik Pilpres 2019

Dampak dari berita ini. Juran kebencian menjamur. Presepsi tiap orang bermunculan lewat komen yang banyaknya berisi hujatan pedas. Dan rata-rata menjurus kepada pilpres 2019. Seakan-akan kejadian tersebut adalah bentuk pemanasan dalam rangka menghadapi pilpres 2019 kedepan.
Dalam menanggapi hal ini. Intansi terkait yang terlibat isu piala presiden masing-masing membuat pembelaan. Baik dari penyelenggara maupun dari pihak presiden. Begitu pula dengan anise selaku “korban” dalam peristiwa ini.
Dilihat dari klarifikasi masing-masing pihak. Semuanya berusaha untuk mengarahkan masyarakat berfikir positif karena sikap Jokowi dan anise biasa saja. Mereka enjoy dan tidak terlihat saling menyalahkan. Dan pihak panitia pun mengklarifikasi bahwa ini adalah bentuk kesalaha pahaman.
Entah siapa yang benar, intinya dalam peristiwa ini, tidak pantas kita untuk saling menyalahkan dan menununt ini itu. Toh, anies santai-santai saja. Prioritas utama beliau yang penting persija juara. Jadi apa gunanya memperkeruh keadaan. Jangan sampai kita malah menjadi latah. Ikut komen ini itu. Memprediksi ini itu. Dan menyalahkan pihak yang belum tentu salah.
Inilah politik. Penuh intrik dan kini lebih banyak lagi intriknya. Media social menjadi sumbu dari petasan kekejaman politik. Berita palsu, akun palsu dan klarifikasi palsu menjadi momok dan bumbu dalam duni perpolitikan kini. Yang terkenal dalam asal politik adalah satu. “tidak ada teman dan musuh abadi, yang ada hanya kepentingan” selagi menguntungkan ya di dekati dan digunakan. Selagi merugikan serang dan buang.


Comments

Popular posts from this blog

Profil Pesantren Nurul Furqon (Pesantren Tilawah Pertama Di Bogor)

Suasana Mengaji Pondok Pesantren Nurul Furqon. PONDOK Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional tertua di Indonesia. Pengajaran di pesantren menggunakan sistem sorogan dan bandungan yang sudah berjalan berpuluh-puluh tahun lamanya. Dalam perkembangan selanjutnya, selaras dengan kemajuan zaman, metode dan sistem pengajaran di pesantren diperkaya dengan sistem kelas dengan tidak meninggalkan inti pengajaran pesantren. Dengan sistem ini, yang memberikan pengajaran tidak lagi harus seorang kiai, juga ada guru/ustadz/ustadzah sesuai dengan materi pelajaran. Pembelajaran bersifat massal, menggunakan kurikulum yang jelas, lama belajar ditentukan sesuai dengan jenjang-jenjang pendidikan dan kelasnya. Mata pelajaran bukan cuma bidang-bidang ilmu agama, tapi juga ilmu umum. Sekalipun demikian, sistem sorogan dan bandungan serta figur seorang kiai/ustadz yang menjadi panutan dan kharismatik, tak bisa dipisahkan dari ciri khas pesantren sebagai lembaga transformasi nila...

Spesifikasi ASUS ZenBook UX410UQ (Give Away)

Langitan di Pagi Hari Saya M. Zahid Farhan seorang santri di salah satu pesantren di Tuban Jawatimur. Lebih tepatnya Pondok Pesantren langitan. Saya adalah salah satu dari sekian ribu santri yang sampai sekarang masih aktif belajar di Langitan. Dan juga salah satu santri yang memasuki dunia film maker, menulis, designer dan fotografer. Yang intinya saya berkutat dalam dunia multi media. Lebih jelasnya dalam segi film maker saya fokus di dua tempat, yakni Langitan TV dan LangitanDokumentasi . Sedangkan menulis berfokus di majalah serta blog pribadi. Dan yang terakhir fotografer focus pada pendokumentasian setiap acara di pondok pesantren. Langitan TV Sebagai santri multi media, saya di tuntut oleh jam “kerja” yang lumayan tinggi. Tuntutan deadline sana sini dan lain sebagainya. Dikarenkan banyaknya organisasi yang di ikuti. Perlu di garis bawahi, karena saya notabenenya masih santri, mau tidak mau saya harus mengerjakan ini dengan penuh keihlasan. Program kerja yang ba...

Timur Tengah Baru Milik Sekutu

Trump dengan Topeng Trump Dalam pidatonya di Gedung Putih, Rabu (06/12), Presiden Trump mengatakan “sudah saatnya untuk mengakui secara resmi Yerusalem sebagai ibu kota Israel”. Hal ini secara  instan membuat seluruh dunia riuh. Pemberitaan dengan cepat menyebar. Bentuk protes terhadap keputusan trump mencuat. Penolakan serta sikap menyayangkan atas keputusan tersebut di layangkan oleh berbagai kalangan dinegara yang mayoritas islam maupun tidak. Reaksi keras pun bermunculan. Pembakaran bendera, demo, serta petisi menolak keputusan trump ramai. Tak terkecuali Indonesia. Melalui perbincangan dengan banyak orang di Ramallah, BBC News memperoleh tanggapan bahwa keputusan Washington telah merusak peluang Palestina meraih kemerdekaan sebagai negara dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota. "Kami mengecam keputusan Amerika yang mengakhiri mimpi kami, warga Palestina. Keputusan itu menyudahi solusi dua negara," ujar Abed Jayussi, warga Ramallah lainnya.Israel telah ...