Skip to main content

Bagian pertama,Terjatuh dalam Mimpi




          Memalukan !!, kenapa kau bisa kalah dengan penulis kemarin sore. Sudah berapa lama kamu masuk dalam dunia ini…? “ matanya menatap tajam kepadaku. Seolah merendahkan. Suaranya besar dan lantang. Mulutnya bau. Air liurnya muncrat kemana-mana. Wajahnya seram.  Saking seramnya untuk mengelap air yang berjatuhan di wajahku saja tak kuasa. bungkam. Dalam keadaan seperti ini mulutku terbungkam.

          “Jawab, kenapa kau hanya diam ?” Kali ini dengan suara yang lebih tinggi. bulu kudukku berdiri. andai mereka punya kaki mungkin mereka sudah beranjak dari kulitku. Kalau saja tubuh ini bisa di ajak kompromi aku sudah lari dari tadi. Rasa takut ini membuat tubuh ini seperti membeku.
          “Jawab”  lagi, air liurnya tumpa, semakin membanjiri wajah dan mulai mengalir ke arah baju. Sulit. Sangat keras. Ku coba angkat tanganku setidaknya aku bisa menjawab dengan isyarat. dan akhirnya berhasil, tangan kanan yang sedari tadi mengepal bisa merenggang dan membentuk isyarat angka lima.
          “Tuhkan bayangkan lima tahun. sungguh memalukan. kamu membuat dirimu sendiri malu. mungkin mereka tidak akan menghina, merendahkan dan menjauhimu. tapi kau harus sadar diri kalau kamu sudah terjun bebas dari duniamu. keangkuhan, kemalasan dan rasa cepat puasmu membuat semua hal ini terjadi” aku menjadi kerdil. omelannya menembus semua benteng keberanianku. mataku saja tak berani untuk berkedip.
          Setelah selesai mengomel, wajahnya tetap beraut menakutkan. begitu ketus sombong dan tua.  semua yang dia bicarakan hanya menyisahkan kebingungan yang luarbiasa. tidak hanya itu. sesudah a berhenti bicara. sekililingku berubah. hitam legam akan tetapi anehnya dia mash terlihat jelas. mungkin baju putih yang ia pakai mempengaruhi pandanganku.
          Wajahku makin pucat pasi. ketika tiba-tiba ia menghilang. dan sekelilingku makin tidak jelas. pikiranku melayang dan aku tak merasakan apapun. tak ada yang ku piikirkan dan tidak ada yang aku rasakan. hingga akhirnya terdengar suara pelan yang semakin lama semakin kencang.
          “Dar…Dar….dar……tek…tek..tek.. “ suara dua benda yang beradu dan tak beraturan terdengar begitu keras. Seketika aku tersentak. terbangun dari tidur. Jam menunjukan kalau sekarang waktunya sholat tahajjud dan persiapan sholat subuh.
@@@
          Aku berdiri di depan lemari besar yang bentuknya  tinggi dan lebar. terbagi dua bagian, atas untuk buku, bawah untuk baju. Setiap satu orang mendapatkan dua kotak dari dua bagian lemari. sambil menggenggam kertas berisi pemberitahuan aku berfikir keras akan apa yang terjadi tadi malam.
          “Rifqi ngapain bengong ” fauzan teman sekamarku menegur tidak aku jawab. memikirkan kejadian tadi malam yang berhubungan dengan surat ini membawaku seperti pergi kedunia lain.
          Logikaku berkata itu hanya mimpi biasa. akan tetapi hati merasa tidak puas karena merasakan sesuatu yang tidak wajar.
“ah, sudahlah tak usah dipikir. lebih baik aku urus yang lain. Mungkin hanya bunga tidur. lebih baik aku kembali ke kelas” gumamku sambil membuang surat ini kesembarang arah, lalu mengeloyor keluar kamar menuju kelas. Jam pelajaran ketiga hampir dimulai.
@@@

          Jam ketiga hari ini mendapat jatah dua jam. berarti jam keempat berlangsung bersamaan dengan jam ketiga. aku masih tidak bisa berhenti memikirkan mimpi tu. orang tua dalam mimpiku serasa terus menghantui pikiran. keringat yang aku alami  cukup menjadi bukti bahwa itu bukan mimpi biasa.
          Sementara itu. Ustadz Khoir masih sibuk dengan pelajaran yang ia bacakan. waktu panjang serta udzur di minggu lalu membuat beliau tidak hadir. sehingga beliau mengodoi pejalaran sebelumnya. Jadi disaat beliau sibuk membacakan ma’na kitab, kami sibuk untuk menulisnya.
          Karenanya aku bosan. aku gagal  fokus. Jadi aku arahkan pandanganku keluar jendela sembari mengenakan posisi duduk. Telingaku setengah mendegarkan, mataku melihat pondok putri dari kejauhan, pikiranku berduel antara mengatakan nyata dan tidak akan mimpi tadi malam.
           Dan akhrnya lelah berfikir membuatku mengantuk. Mencoba melawan percuma. mata sudah terlampau berat untuk terbuka barang kali sedikit. jadi aku menyerah. aku tertunduk. punggungku menyender ke kursi. mungkin lain kali aku harus terbiasa untuk fokus supaya tidak mengantuk seperti ini lagi. mau tidak mau kantuk ini membawa fikiranku terbang dan meliuk-liuk menuju alam yang berbeda. Alam mimpi.
@@@

          “Bodoh !!”. aku terhenyak, tiba-tiba telingaku di teriaki kata-kata mengejek. sudah ejekan keras pula. karena kaget aku melompat sedikit kesamping. lagi, aku bertemu dengan wajah yang tadi malam aku temui. tak beda jauh dengan tadi malam ia berdiri setengah bungkuk dan setelah baju putih-putih. ia menyeringai menakut-nakuti.
          “Tak kapok rupanya kau ni. berani ya datang ke tempat ini lagi” kali ini ia tersenyum licik. bak seekor srigala  bertemu domba yang terpisah dari rombongan. ia bicara seperti itu sambil berjalan perjalahan mendekat. karena takut aku mundur bertahap sesuai jejak langkah ia yang mendekat.
          “Alhamdulillah aku bisa bergerak” gumamku dalam hati. aku mundur sambil memperhatikan sekeliling. tempat ini tidak seperti tadi malam. sekarang lebih terang. tidak sepekat tadi malam.
          “Paham kah kau akan apa yang aku bicarakan kepadamu tadi malam” ia berhent dan dengan cepat mimik wajahnya berubah. melihat ia berhenti aku pun berhenti. sama seperti tadi malam, aku belum berani bicara. aku hanya menggeleng tidak mengerti.
          “Begitu ternyata, baiklah kalau begitu akan aku jelaskan. mungkin cara seperti malam kemarin tidak berefek padamu” ia menepuk kedua tangannya. seketika suasana sekelilingku berubah. dan tiba-tiba aku sudah duduk di atas kursi dan berhadapan dengannya yang duduk di depanku. karena bingung, aku menghela nafas.
          “Buka matamu, lihat ke arah mataku. Apakah kau puas dengan hidup yang kau jalani ?”
          “Belum” eits, aku berani bicara. oh tidak. bukan berani, tapi keceplosan. aku panik. disaat aku panik ia hilang dari hadapan. dan tiba-tiba pindah kebelakangku.
          “ Lalu sudah berapa banyak kamu menulis dalam setahun. Seberapa banyak kamu berkarya selain tugas yang di berikan organisasi padamu ? Pasti sedikit kan ? itu namanya kau cepat puas” ia berteriak sambil memukul kepalaku. Sakit, rasa sakitnya seperti nyata. Setelah di pukul pikiranku kembali melayang. Dan mimpiku berubah menjadi hitam. Pekat. Legam.
@@@
          “Bangun!!” aku terkejut untuk kedua kalinya. Mimpi sialan, gumamku pelan. Setengah sadar aku mendengar suara tawa. Setelah sadar sepenuhnya aku melirik ke orang yang berdiri di sampingku. Lagi, aku terkejut untuk kesekian kalinya. tapi yang ini tingkatannya beda. Ternyata ustadz Khoir sedang berdiri di sampingku sambil memegang kitab dengan memasang wajah garang.
          “Apa, sialan ?” dengan mendekatkan telinga beliau  ke wajahku.
          “Nggak tadz” aku mengelak dan ngedumel kesal. beliau salah paham atas gumamanku tadi. Aku memelas. menunjukkan wajah pasrah. aku tertunduk,terlampau  malu karena di tertawai teman sekelas.
          “Berdiri di depan!!.  Sampai pelajaran selesai” perintah beliau sambil menunjuk ke arah depan.  Aku lemas, menghela nafas. aku bangkit lalu berjalan gontai ke depan sembari memikirkan mimpi tadi yang makin membuatku bingung. sebuah mimpi yang meninggalkan teka-teki. bak sebuah puzle. mimpi itu harus di lengkapi.


“Bukalah mata Anda, lihat ke dalam. Apakah Anda puas dengan hidup yang Anda jalani”
Bob marley.








Comments

Popular posts from this blog

Profil Pesantren Nurul Furqon (Pesantren Tilawah Pertama Di Bogor)

Suasana Mengaji Pondok Pesantren Nurul Furqon. PONDOK Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional tertua di Indonesia. Pengajaran di pesantren menggunakan sistem sorogan dan bandungan yang sudah berjalan berpuluh-puluh tahun lamanya. Dalam perkembangan selanjutnya, selaras dengan kemajuan zaman, metode dan sistem pengajaran di pesantren diperkaya dengan sistem kelas dengan tidak meninggalkan inti pengajaran pesantren. Dengan sistem ini, yang memberikan pengajaran tidak lagi harus seorang kiai, juga ada guru/ustadz/ustadzah sesuai dengan materi pelajaran. Pembelajaran bersifat massal, menggunakan kurikulum yang jelas, lama belajar ditentukan sesuai dengan jenjang-jenjang pendidikan dan kelasnya. Mata pelajaran bukan cuma bidang-bidang ilmu agama, tapi juga ilmu umum. Sekalipun demikian, sistem sorogan dan bandungan serta figur seorang kiai/ustadz yang menjadi panutan dan kharismatik, tak bisa dipisahkan dari ciri khas pesantren sebagai lembaga transformasi nila...

Spesifikasi ASUS ZenBook UX410UQ (Give Away)

Langitan di Pagi Hari Saya M. Zahid Farhan seorang santri di salah satu pesantren di Tuban Jawatimur. Lebih tepatnya Pondok Pesantren langitan. Saya adalah salah satu dari sekian ribu santri yang sampai sekarang masih aktif belajar di Langitan. Dan juga salah satu santri yang memasuki dunia film maker, menulis, designer dan fotografer. Yang intinya saya berkutat dalam dunia multi media. Lebih jelasnya dalam segi film maker saya fokus di dua tempat, yakni Langitan TV dan LangitanDokumentasi . Sedangkan menulis berfokus di majalah serta blog pribadi. Dan yang terakhir fotografer focus pada pendokumentasian setiap acara di pondok pesantren. Langitan TV Sebagai santri multi media, saya di tuntut oleh jam “kerja” yang lumayan tinggi. Tuntutan deadline sana sini dan lain sebagainya. Dikarenkan banyaknya organisasi yang di ikuti. Perlu di garis bawahi, karena saya notabenenya masih santri, mau tidak mau saya harus mengerjakan ini dengan penuh keihlasan. Program kerja yang ba...

Timur Tengah Baru Milik Sekutu

Trump dengan Topeng Trump Dalam pidatonya di Gedung Putih, Rabu (06/12), Presiden Trump mengatakan “sudah saatnya untuk mengakui secara resmi Yerusalem sebagai ibu kota Israel”. Hal ini secara  instan membuat seluruh dunia riuh. Pemberitaan dengan cepat menyebar. Bentuk protes terhadap keputusan trump mencuat. Penolakan serta sikap menyayangkan atas keputusan tersebut di layangkan oleh berbagai kalangan dinegara yang mayoritas islam maupun tidak. Reaksi keras pun bermunculan. Pembakaran bendera, demo, serta petisi menolak keputusan trump ramai. Tak terkecuali Indonesia. Melalui perbincangan dengan banyak orang di Ramallah, BBC News memperoleh tanggapan bahwa keputusan Washington telah merusak peluang Palestina meraih kemerdekaan sebagai negara dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota. "Kami mengecam keputusan Amerika yang mengakhiri mimpi kami, warga Palestina. Keputusan itu menyudahi solusi dua negara," ujar Abed Jayussi, warga Ramallah lainnya.Israel telah ...