![]() |
Tidak ada yang tidak punya musuh |
Dengan menyebut nama Ilahi. Bismillahi ar-Rahmani ar-Rahimi. Mulai
sekarang dan seterusnya Insya Alllah saya akan memulai babak baru. Akan saya
tuliskan segala kesimpulan diri di ujung
hari. Apa yang saya dapatkan pada setiap harinya. Entah itu ilmu atau mungkin
pemikiran baru. Semoga saja. Semoga Alllah meridloi dan merahmati serta bermanfaat
bagi semua orang yang membacanya dan meng-share-nya.
Hari ini seperti biasa bangun sebelum subuh, pergi kemushola,
ngaji, sekolah dan kebiasaan lainya. Yang
berbeda, hari ini jadwal berolahraga yang di programkan oleh sekolah dua minggu
sekali. Alhamdulillah lumayan untuk membakar tubuh dan menikmati masa muda
selagi masih diberikan nikmat kekuatan untuk berlari menyesuri lapangan,
menendang bola sepak serta melemparnya di sepanjang permainan sepak bola dengan
bola takraw.
Di mulai dengan sekolah yang hanya berisi materi nahwu selama
satu jam lebih. Tidak banyak dawuh (nasihat) yang saya dapatkan. Karena sibuk
menggambar skema pembagian nahwu di buku tulis.
Kebetulan beliau Ust. Agus Zahid Hasbullah (Wali kelas) menerangkan
sebelum sempat saya merampungkan tulisan.
Ketika jamaah dzuhur dan seterusnya baru, saya banyak mendapatkan nasihat-nasihat yang menggetarkan
hati. Karena di sepanjang interval waktu dzhur hingga maghrib ada dua materi
pengaijan yang di kaji oleh dua Kyai yang berbeda. Yakni KH. Abdurrahman Faqih dan KH. Ubaidillah
Faqih
Beginilah isi kesimpulannya :
- · Sesudah jamaah dzuhur saya mendapa pelajaran untuk tidak terus-terus mencoba memprovokasi diri dan orang lain untuk membenci. Karena setiap orang pasti sudah memiliki ebeberapa orang yang membencinya
- · Ketika mengaji kitab Ihya ‘ulumuddin. Pelajaran yang paling mencolok adalah untuk terus mencoba menjauhi dunia. Dan tidak tertipu oleh gemerlapnya yang sangat membuat setiap orang terlena. Serta peringatan untuk tidak mendataangkan dunia kedalam hati sedikitpun apabila memang kita menginginkan Alllah terus berada dalam hati kita. Karena cinta kepada dzat Alllah itu tidak bisa di sandingkan dengan cinta kepada makhluq
- · Ketika mengaji kitab Bidayah al-Hidayah. Jangan pernah menjadi orang yang menuntut ilmu agama dan hasilnya bertujuan untuk memperoleh dunia. Dekat dengan pejabat untuk mencari keuntungan dari uang-uang mereka. Mempunyai rasa pengharapan kepada makhluq saja sudah buruk, apalagi sampai meminta-minta, sungguh hal itu adalah hina. Nasab bukan menjadi tolak ukur, karena walaupun bernasab mulia tapi berperilaku buruk tetap saja dia hina di mata Alllah
Ø Jangan juga
menjadi makhluk yang merasa berada dalam jalan yang mulia maka Allah juga meganggapnya
mulia. Mulia hakiki adalah di akhirat. Jangan pernah tertipu oleh kemulyaan
yang datang dari makhluq
Ø Jadilah orang
yang qonaah. Karena inti dari qonaah
adalah menerima dan memilih yang jelek kalau sesuatu itu bersifat keduniaan.
Ø Walaupun
mempunyai uang untuk membeli yang mewah, biasakanlah untuk lebih memilih yang sederhana.
Itulah sedikit dari banyaknya pelajaran yang saya rangkum
pada hari ini. Karena tak terhitung betapa banyaknya pelajaran yang Alllah
berikan hari ini. Semoga bermanfaat dan semoga bisa bertemu lagi.
See you next time
Mantap gaes.. Lankutkan..!
ReplyDeleteMantap gaes.. Lankutkan..!
ReplyDeleteyo
ReplyDelete