Aku berdiri dibelakang seorang imam. Dari sini akan bermula
sebuah kesaksian, bukti setebal mana dan sehebat mana orang dalam beriman. Dimulai
dengan mengangkat tangan untuk takbir yang di tegaskan oleh niat sebelumnya,
hingga akhirnya ditutup oleh gerakan kepala untuk bersalam. Menuntaskan ritual
kehambaan. Menyelasaikan kepalanya seluruh ibadah. Apabila sholatnya bagus.
maka ibadah lainya sudah tentu bagus. Dengan kekhusuan yang bisa dibilang
sempurna, bisa membuat manusia tenggelam
dalam lautan cinta. Sakit, benci, luka bahkan dunia akan terlupa dan terasa
tiada.
“Allahu akbar” imam bertakbir dengan suara yang menggema. Dia
memulai rukun yang membuat hal mubah menjadi harom. Bicara, bergerak
sembarangan, makan serta minum. Dia memulai dan menjadi contoh, ibarat dai ia
melakukan hal yang paling efektif. Yakni dakwah Bil Hal. Dan itulah hal
yang paling utama dari pada berbelit dengan suara lantang. Lebih baik dari para dai yang
suka berkata ini dan itu. Tapi tidak ada praktek dalam dirinya
“Allahu Akbar” segera aku ikut memasuki rukun yang telah terlebih dahulu di masuki sang imam. Aku lakukan ini demi mendapatka kesunahan. Kesunahan yang terbilang sangat luar biasa bila di istiqomahkan. Kata guruku bisa membuat hati menyingkir dari dunia. Menjauh dari maksiat. Hati tentram dan cinta kepada Yang Maha Kuasa. Kini diriku terselimuti doa iftitah.
“Bismillahi Ar-Rahmani Ar-Rahimi” dibuka fatihah dengan kalam
basmalah. Kalimat utama untuk memulai segala perbuatan. Kalimat thoyyibah yang
di dalamnya berkumpul seluruh ma’na ayat al-Quran. Bagi kami ini wajib dan
masuk dalam keindahan surat al-Fatihah
“Al-hamdulillah Ar-Rahmani Ar-Rahimi”. Pujian terlontarkan.
Habis kata untuk menjabarkan keindahan surat ini. Inti al-Qur’an terkumpul
dalam ma’nanya. Pujian, doa, peringatan, pengukuhan. Semua ada di dalam al-Fatihah.
“Amin” aku panjatkan harapan dari doa yang terkandung dalam 2
ayat terakhir dalam Fatihah. Aku harap di jadikan olehnya termasuk orang yang
di ridhoi. Termasuk orang yang lurus, orang yang terselimuti nikmatNya. Di
jauhkan dari golongan yang sesat dan di benci olehnya.
“Qulhu Allahu Ahad”
surat pengukuhan keesaan tuhan di baca oleh imam. Dia tunggal. Tiada
sekutu bagiNya, tiada yang dapat menyamai kuasaNya dan tidak mempunyai anak dan
di peranakan. Dari dulu hingga sekarang. dan selamanya akan selalu begitu.
@@@
“Allahu akbar” kini aku merendahkan diri dengan mencium bumi.
Disinilaah inti dari sholat. Sujud kerendahan hati tanda pengabdian sejati
seorang hamba. Dengan sujud ini bumi ikut menjadi saksi. Dengan sujud ini doa
yang aku panjatkan menjadi sakti. Disinilah mataku basah. Menangisstanpa keluar
sedikit pun suara. Bagaimanapun tangisku,
menjaga dari perkara membatalkan shalat adalah utamar. Aku tidak ingin karena
tangis ini aku terkena dosa.
“Allahu akbar” aku bangun dari sujud air mata masih belum
berhenti. Malahan rasanya dunia hampir
hilang dari sekelilingku. Kini aku dalam takhiyat akhir. Aku lontarkan pujian kepada Allah, Nabi
Muhammad, Ibrahim dan orang-orang sholeh yang di cintai-Nya. Aku hayati semua
ma’na dalam tahiyat. Disini rasa bersalah timbul
Dalam tahiyat aku menyebut namanya berupa shalawat. Ketika menyebutnya Teringat sikapku selama ini
sebagai seorang umat yang tidak tahu
diri, Tidak berbudi dan tidak manusiawi. Aku ingat-ingat kebaikannya. Setiap
hari beliau selalu memperhatikan umatnya. Sebelum wafat pun masih saja teringat hingga berkata “ummati,
ummati, ummati. Namun kini apa yang aku berikan untuknya. Nol,
tidak ada sama sekali. Shalawat saja jarang. Mencontoh segala prilakunya. Ah,
sungguh jauh dari kata mencotoh.
“Assalamualaikum Wr. Wb” Imam menuntunku untuk menyelesaikan
ibadah mahdoh ini. Aku merasa focus untuk sholat kali ini. Terasa
terbenam dalam nikmat ilahiyah, benar-benar sensasi yang berbeda ketika bisa
seperti ini. Terasa sangat sebentar dan tidak pernah ingin menyeselesaikannya. Namun apa mau di kata untuk kali ini aku hanya
sholat dua rokaat. Aku harap siang cepat datang. Bukan untuk apa. Tapi hanya
untuk kembali mempersembahkan diri kepadanya dalam keadaan suci. Menghadap
kepada ilahi dengan senyum berseri dalam kesungguhan niat, lautan takbir,
iftitah, fatihah, I’tida,l sujud dan salam lillahi ta’ala.
Comments
Post a Comment